Anggota Dpr Rayakan Ultah Anaknya

Anggota Dpr Rayakan Ultah Anaknya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa Nunun Nurbaeti sedang berbahagia saat ini. Pasalnya, di hari yang bersamaan dengan sidang lanjutan perkara cek pelawat, Nunun juga didampingi anaknya, Ratna Farida Darajatun yang sedang berulang tahun. Alhasil, setelah sidang selesai, Nunun membuat pesta kecil-kecilan di ruangan terdakwa Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (11/4/2012). Kepada awak media, sosialita asal Sukabumi ini mengaku sengaja memberikan kejutan saat hari ulang tahun anak ketiganya itu. Nunun pun seakan tak perduli perayaan tersebut harus terselenggara di Pengadilan Tipikor bersamaan hari dimana dirinya harus menjalani sidang lanjutan. "Saya sengaja buat surprice. Karena saya tidak punya lagi tempat, saya kan (ditahan) di Rutan. Saya ingin merayakan (ulang tahun), dimana pun tempat baik," ujarnya saat disapa awak media di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (11/4/2012). Terpantau Tribunnews.com dalam pesta tersebut tampak terlihat Ratna yang sedang berbadan dua itu bersama sang suami, Gito Subianto. Sang suami mengaku jika perayaaan ulang tahun isterinya itu sebagai kedekatan anak dan ibu. "Pengen deket aja sama ibu," kata Gito. Pun, dalam kesempatan yang berbahagia itu, sejumlah kolega Nunun hadir dalam acara. Kolega yang hadir tampak membagi-bagikan makanan yang telah tersedia kepada awak media. Namun, sang suami sekaligus ayah Ratna, Adang Darajatun tak hadir dalam acara tersebut. Baik Nunun maupun Ratna mengaku jika politisi Adang tidak bisa hadir lantaran sedang melaksanakan tugasnya sebagai anggota DPR yang dikabarkan sedang mengikuti rapat paripurna. "Bapak ada sidang, jadi beliau nggak bisa hadir, beliau harus tetap berkarya," kata Nunun. Saat ditanya prihal hadiah yang diberikan kepada sang Anak, Nunun mengaku dirinya hanya memberikan hadiah berupa doa. "Hari ini ada disini (Ratna) saya sudah bahagia, saya berikan kado doa, supaya Ratna sehat, kandungannya sehat dan lahir dengan selamat," imbuh Nunun. Dalam kesempatan ini Nunun pun curhat atas perkara yang telah menyeretnya menjadi tersangka. Nunun kembali membantah jika dirinya membagikan cek pelawat kepada sejumlah anggota DPR terkait pemenangan Miranda S Goeltom sebagai DGS BI tahun 2004 silam. "Saya tidak merasa bersalah, saya hanya mengenalkan teman baik (Miranda), saya tidak menyangka jadi terdakwa, saya jalani, semua badai pasti berlalu," ujarnya.

TRIBUNPALU.COM - Kebahagiaan tengah dirasakan oleh ketua DPR RI Puan Maharani.

Pasalnya di momen hari ulang tahun, Puan Maharani mendapatkan kejutan saat sedang memimpin rapat paripurna pada Selasa (6/9/2022) siang.

Kejutan yang diterima Puan Maharani berupa lagu ulang tahun yang tiba-tiba menggema di ruang rapat paripurna Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.

Awalnya, Puan baru saja selesai membacakan pidato. Setelah itu, Puan menyerahkan laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022.

Baca juga: DULU Nangis Saat SBY Naikkan Harga BBM, Reaksi Puan Maharani Dengar Jokowi Juga Naikkan Harga BBM?

Kemudian, saat Puan sedang duduk, pembawa acara mengajak semua anggota DPR yang hadir untuk mengucapkan selamat ulang tahun.

Barulah setelah itu lagu selamat ulang tahun disetel untuk menambah kemeriahan.

"Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR Ibu Puan Maharani. Semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu, serta dalam lindungan Allah SWT. Aamiin," ujar suara itu.

Tampak para anggota dan pimpinan DPR berdiri untuk ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.

Puan tampak semringah mendapat kejutan di hari ulang tahunnya itu dari para koleganya di Senayan. Puan pun terlihat terus tersenyum.

Setelah itu, para hadirin dipersilakan untuk duduk ke tempatnya masing-masing. Puan pun menelungkupkan tangannya usai mendapat kejutan.

Sementara itu, di waktu yang sama, Gedung DPR RI sedang dikepung oleh ribuan pendemo. Mereka demo untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Hingga demo itu selesai di sore hari, tidak ada satupun perwakilan dari DPR yang menemui massa demo.

Usai rapat paripurna selesai, Puan menyatakan bahwa DPR masih belum menentukan sikap apakah akan menemui pendemo atau tidak.

"Sampai saat ini (Selasa siang) kami akan lihat dulu. Namun dari pernyataan atau aspirasi yang disampaikan, kami akan mengakomodir aspirasi tersebut. Dan nanti akan kami sampaikan melalui komisi-komisi untuk dibicarakan dengan pemerintah," kata Puan.

Massa buruh yang berdemo kenaikan harga BBM dalam aksinya di depan DPR menyindir sikap Ketua DPR Puan Maharani di masa lalu yang menangis saat BBM naik. Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyatakan kondisi saat ini dengan sepuluh tahun sangat berbeda.

“Kondisinya kan berbeda, kondisi hari ini dunia, kita sadar nggak sih kalau ini persoalan geopolitik. Arab Saudi lagi menikmati, para eksportir minyak lagi menikmati profit, dia tidak mau nambah alokasi ke pasar, tidak nyiram pasar ya naik terus lah, sehingga jangan kemudian 10 tahun lalu disamakan dengan kondisi sekarang,” kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (6/9/2022).

Menurut Said, masalah sepuluh tahun lalu tidak ada pandemi yang mengakibatkan krisis ekonomi. Selain itu tidak ada krisis dunia.

“Sekarang kan beda, pandemi, minyak hancur sehancur hancurnya. Tingkat permintaan tinggi, tiba-tiba ada perang, padahal rantai pasok global belum sempurna. Goyang semua negara,” kata dia.

Sebelumnya, massa buruh menggeruduk Gedung DPR MPR, Jakarta, melakukan demo BBM naik. Dalam kesempatan itu, pengunjuk rasa turut menyindir sikap Ketua DPR Puan Maharani di masa lalu.

"Dulu ketika di zaman SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) semua kadernya PDIP wabilkhussus Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan BBM. Nangis-nangis gitu seolah-olah berpihak kepada rakyat," tutur orator aksi, Gunarto di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).

Reporter: Ahda Baihaqi

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Ketua DPR Puan Maharani mendapatkan kejutan ulang tahun di tengah rapat paripurna, Selasa (6/9). Seluruh anggota DPR menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' karangan Jamrud dan bertepuk tangan.

Sementara, pada saat bersamaan, ribuan buruh dan mahasiswa menggelar demo menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR.

Mulanya, di tengah rapat, terdengar ucapan selamat ulang tahun dari pengeras suara. Ucapan itu kemudian disusul oleh nyanyian lagu yang diikuti seluruh anggota DPR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tampak berdiri dan bertepuk tangan. Dari kursi pimpinan, Puan ikut berdiri dan terlihat semringah sembari bertepuk tangan.

"Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR Ibu Dr. HC. Puan Maharani. Semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu, serta dalam lindungan Allah SWT. Amin," kata salah satu anggota dewan.

Sorak-sorai itu terjadi di ujung rapat paripurna usai Puan berpidato dan menyerahkan laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022.

Sedangkan massa aksi di luar Gedung DPR tak ditemui sama sekali oleh jajaran pimpinan. Hanya anggota Komisi VII Fraksi PKS Mulyanto yang menemui massa aksi usai Fraksi PKS melakukan walk-out di tengah rapat paripurna.

Massa unjuk rasa buruh di depan kompleks parlemen mempertanyakan sikap Ketua DPR Puan Maharani terkait keputusan pemerintah yang telah kenaikan harga BBM.

Mereka menyinggung sikap Puan yang sempat menolak kenaikan BBM di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut mereka, sikap Puan kala itu seolah-olah berpihak kepada rakyat.

Koordinator Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) itu kini mempertanyakan sikap Puan yang seolah diam dan tak menunjukkan sikap serupa. Padahal, kenaikan harga BBM kali ini lebih tinggi.

"Dia nggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana," katanya.

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritik momen perayaan ulang tahun Ketua DPR Puan Maharani di rapat paripurna saat demo buruh terkait kenaikan BBM sedang berlangsung. Peneliti Formappi Lucius Karus menilai hal itu memalukan.

"Saya kira sih potret paripurna DPR kemarin yang diisi dengan momen perayaan HUT Ketua DPR Puan Maharani sesungguhnya mengkonfirmasi ironis DPR sebagai wakil rakyat. Apalagi di saat bersamaan dengan Paripurna yang diisi dengan perayaan Ulang Tahun itu, di pintu masuk DPR sendiri sedang ada demonstrasi massa yang ingin menyampaikan aspirasi ke DPR," kata Lucius dalam keterangannya, Rabu (7/9/2022).

"Ironis yang memalukan itu sesungguhnya. Rakyat sedang berpanas-panas memperjuangkan penolakan kenaikan harga BBM, sedangkan DPR di ruangan dingin justru berleha-leha merayakan hari ulang tahun ketua DPR-nya," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lucius mengatakan momen tersebut memperlihatkan seberapa serius komitmen anggota DPR sebagai wakil rakyat. Dia menilai momen itu mengolok-olok rakyat. Menurut Lucius, Puan seharusnya menemui rakyat.

"Langsung kelihatan sih sesungguhnya seberapa serius komitmen DPR sebagai wakil rakyat. Perayaan HUT Puan di Paripurna di saat warga ingin bertemu mereka seolah-olah mengolok-olok rakyat yang menyampaikan aspirasi di gerbang DPR. Jangankan berkomitmen memperjuangkan aspirasi, sekedar menghargai kehadiran rakyat dengan menemui mereka saja tak bisa diperlihatkan DPR," kata Lucius.

"Ketua DPR yang seharusnya menjadi juru bicara DPR dengan pihak luar termasuk rakyat juga seperti lupa diri dengan kegembiraannya menyambut ucapan selamat anggota di Paripurna. Ia terlihat lebih mementingkan kegembiraannya sendiri ketimbang menemui rakyat yang mau menyampaikan aspirasi," lanjut Lucius.

Lucius juga menyoroti rapat paripurna yang dijadikan sebagai ajang perayaan ulang tahun. Dia mengatakan rapat paripurna itu bak panggung tertinggi untuk memperjuangkan nasib rakyat bukan diselipkan dengan urusan pribadi. "Saking lupa diri, Paripurna yang merupakan forum resmi DPR dalam membicarakan kebijakan negara dan rakyat juga diremehkan ketika justru dipakai sebagai ajang hura-hura merayakan ulang tahun. Forum Paripurna itu mestinya merupakan panggung tertinggi bagi DPR untuk memperjuangkan nasib rakyat dan tak seharusnya urusan pribadi Ketua DPR menjadi agenda pengisinya. DPR menghina Paripurna ketika forum itu justru dimanfaatkan untuk urusan privat Ketua DPR," ujarnya.

Namun Lucius bersatire wajar saja DPR menggunakan rapat paripurna untuk kepentingan pribadi. Menurutnya, DPR tidak bersikap peduli terhadap rakyat.

"Kembali lagi sih, DPR yang tidak mewakili rakyat memang terlihat tak peduli dengan rakyat. Karena itu mereka yang mestinya sedang bertemu di Paripurna bisa saja langsung merespons tuntutan publik yang sedang berdemonstrasi. Tetapi mereka justru memilih mengabaikan massa rakyat untuk merayakan HUT Ketua DPR," ujarnya.

Lucius mengatakan DPR tengah membuka topeng yang sesungguhnya. "DPR sesungguhnya sedang membuka topeng sesungguhnya. Istilah wakil rakyat itu hanya kedok karena bahkan ketika rakyat yang diwakili itu datang, DPR justru cuek. Lalu pantaskah gelar wakil rakyat tetap dipandang?" ujarnya.

Simak video 'Erick Soal BBM: Kita Bukan Naikkan Harga, Tapi Pengurangan Subsidi':

[Gambas:Video 20detik]

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritik perayaan ulang tahun Ketua DPR Puan Maharani usai Rapat Paripurna saat demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tengah berlangsung di depan Gedung DPR, Selasa (6/9).

Peneliti Formappi Lucius Karus menilai para anggota dan jajaran pimpinan DPR itu seperti sedang mengolok-olok rakyat. Menurutnya, tingkah laku para anggota dewan itu sangat memalukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perayaan hari ulang tahun Puan di Paripurna di saat warga ingin bertemu mereka, seolah-olah mengolok-olok rakyat yang menyampaikan aspirasi di gerbang DPR. Ironis yang memalukan itu sesungguhnya," kata Lucius saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (7/9).

Lucius membandingkan kondisi anggota DPR yang berada di ruangan nyaman dengan para buruh dan mahasiswa yang harus berpanas-panas memperjuangkan harga BBM. Menurutnya, fenomena ini justru menjadi cerminan dari komitmen para anggota DPR.

"Jangankan berkomitmen memperjuangkan aspirasi, sekedar menghargai kehadiran rakyat dengan menemui mereka saja tak bisa diperlihatkan DPR," kata Lucius.

Lebih jauh, ia mengkritik Puan sebagai Ketua DPR yang gagal menjadi juru bicara dengan pihak luar, salah satunya rakyat. Alih-alih menemui para demonstran, Lucius menyebut Puan justru seperti lupa diri dengan kegembiraannya menyambut ucapan selamat anggota di Paripurna.

"Saking lupa diri, Paripurna yang merupakan forum resmi DPR dalam membicarakan kebijakan negara dan rakyat juga diremehkan ketika justru dipakai sebagai ajang hura-hura merayakan ULang Tahun," ujarnya.

Lucius pun menilai tindakan perayaan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap Paripurna yang merupakan panggung tertinggi untuk memperjuangkan nasib rakyat. Ia menilai tak semestinya Puan menjadikan panggung ini untuk urusan pribadi.

Padahal, menurut Lucius, anggota DPR bisa merespons keresahan publik secara langsung saat Rapat Paripurna. Namun, anggota DPR justru memilih mengabaikan massa rakyat untuk merayakan HUT Ketua DPR.

"DPR sedang membuka topeng sesungguhnya. Istilah wakil rakyat itu hanya kedok karena bahkan ketika rakyat yang diwakili itu datang, DPR justru cuek. Lalu pantas kah gelar wakil rakyat tetap dipandang?" ujar Lucius.

Ketua DPR Puan Maharani mendapatkan kejutan ulang tahun di tengah rapat paripurna, Selasa (6/9). Seluruh anggota DPR menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' karangan Jamrud dan bertepuk tangan.

Sementara, pada saat bersamaan, ribuan buruh dan mahasiswa menggelar demo menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR.

Massa buruh di depan kompleks parlemen mempertanyakan sikap Ketua DPR Puan Maharani terkait keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga BBM.

Mereka menyinggung sikap Puan yang sempat menolak kenaikan BBM di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut mereka, sikap Puan kala itu seolah-olah berpihak kepada rakyat.

"Dia enggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana," ucap orator aksi.